Kamis, 17 Oktober 2013

dekokta bunga rosella


LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN DEKOKTA
BUNGA ROSELLA


LOGO SMK N 1 KBTH
 








OLEH :

NAMA                      : GEDE SUKERATA
NO                             : 25
KELAS                     : XII FARMASI  I



SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 KUBUTAMBAHAN
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Banyak terdapat tumbuhan di dunia ini yang mengandung berbagai zat yang berguna bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah bunga Rosella. Rosella, asam paya, asam kumbang dan asam susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosella dijadikan selai atau jeli.
Tanaman rosella berkembang biak dengan biji, tanaman ini tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan sub tropis. Tanaman ini dapat tumbuh di semua jenis tanah, tetapi paling cocok pada tanah yang subur dan gembur. Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Rosella mulai berbunga pada umur 2-3 bulan, dan dapat dipanen setelah berumur 5-6 bulan.
Rosella mengandung berbagai zat yang diperlukan manusia, yang berkhasiat sebagai antioksidan, antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik dan tonik. Di Indonesia nama rosella sudah dikenal sejak tahun 1922, tanaman rosella tumbuh subur, terutama di musim hujan.
Dekokta  adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada suhu 90˚C selama 30 menit. Dekokta merupakan proses ekstraksi yang mirip dengan proses infundasi, hanya saja infuns yang dibuat membutuhkan waktu lebih lama dan suhu pelarut sama dengan titik didih air.
Untuk mengetahui proses pembuatan dekokta dari bunga rosella dan bagaimana hasil dari dekokta bunga rosella, maka disusunlah laporan ini.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat penulis rumuskan ialah sebagai berikut :
1.      Apa itu dekokta ?
2.      Bagaimana metode umum pembuatan dekokta bunga Rosella?
3.      Bagaimana hasil pembuatan dekokta bunga Rosella?
4.      Bagaimana dasar teori bunga Rosella?


1.3  Tujuan Praktikum
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penuis melakukan praktikum adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui apa itu dekokta.
2.      Untuk mengetahui metode umum pembuatan dekokta bunga Rosella
3.      Untuk mengetahui hasil pembuatan dekokta bunga Rosella Untuk mengetahui dasar teori bunga Rosella

1.4  Alat Dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan  yang digunakan dalam praktikum pembuatan dekokta bunga Rosella.
A.    Alat
1.      Kompor
2.      Panci  beserta tutupnya
3.      Sendok
4.      Kain saring
5.      Saringan besi
6.      Timbangan analitik
7.      Gelas beaker 500 mL 2 buah
8.      Gelas beaker 100 mL 1 buah
9.      Corong kaca
B.     Bahan
1.      Bunga rosella 50 kuntum
2.      Gula pasir ± 650 gram
3.      Air mineral 1 Liter
1.5  Cara Kerja
Cara kerja pembuatan dekokta bunga Rosella adalah sebagai berikut :
1.      Ambil air mineral sebanyak 1 Liter dengan menggunakan gelas beaker 500 mL
2.      Kemudian didihkan 1 L air mineral tersebut, menggunakan kompor.
3.      Timbang 650 gram gula pasir dan ambil 50 kuntum bunga rosella kering.
4.      Setelah air mendidih, masukkan gula pasir dan bunga rosella kering.
5.      Dekoktasi dimulai 30 menit setelah air mulai mendidih.
6.      Panaskan dengan api agak kecil.
7.      Biarkan selama 30 menit sambil sesekali diaduk, untuk memastikan gula pasir benar – benar larut.
8.      Setelah 30 menit mendidih, angkat dan saring dekokta dan masukkan ke dalam gelas beaker 500 mL.
9.      Didapatkan dekokta bunga rosella bersih sebanyak 850 mL.

1.6  Skema Kerja









Air mineral 1 L
 

Tambahkan bunga Rosella 50 kuntum + gula pasir 650 gram
 




 
                                           didihkan
Dekokta bunga Rosella kotor
 
didihkan selama 30 menit


Dekokta bunga rosella bersih
(850 mL)
 
                                                                                                                   disaring













BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Dekokta
Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90o C (dihitung mulai suhu 900C) pada waktu yang lebih lama (30 menit).  Hal ini dilakukan untuk memperoleh kandungan senyawa yang lebih banyak dalam sari. Cara ini dapat dilakukan untuk simplisia yang mengandung bahan aktif yang tahan terhadap pemanasan. Yang menentukan dibuatnya dekokta atau infusa adalah sifat dari simplisia yang digunakan :
a.       Dekokta untuk simplisia keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap  pemanasan.
b.      Infusa  untuk simplisia yang lunak, yang mengandung minyak atsiri dan bahan yang tidak tahan panas

2.2  Metode Umum Pembuatan Dekokta
Tahapan pembuatan dekokta :
a.       Ambil bagian tanaman yang akan digunakan, kemudian cuci bersih.
  1. Iris tipis bagian tanaman yang telah dicuci.
  2. Campur simplisia tanaman dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya.
  3. Panaskan panci berisi simplisia tanaman dan air tersebut di atas penangas air.
  4. Setelah air dalam panci berisi simplisia mencapai suhu 90˚C, panaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu mencapai 90˚C sambil sekali-sekali diaduk-aduk.  
  5. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok yang dikehendaki.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam infusa decocta, yaitu :
1.      Derajat halus dari bahan-bahan bakal
Untuk beberapa bahan bakal, diberikan derajat halusnya; pada bahan itu ditunjukan pula, terutama :
a.       Pulpa Tamarindom harus digerus dengan air dalam mortir, dimana biji-bijinya harus dibuang dulu sebelum ditimbang.
b.      Fruktur Anisi, Fructus juniferi dan fructus Myrtilli harus dimemarkan  terlebih dahulu. kecuali Fructus Hordei decorticati dan semen lini.
Jika suatu dekok atau infus harus dibuat dari bahan bakal yang tidak tercantum dalam daftar derajat halus, hendaknya diambil bahan bakal dengan derajat halus yang sama seperti yang dipakai untuk pembuatan sediaan-sediaan galenika, atau diambil derajat halus dari bahan bakal lain yang konsistensinya sama dengan bahan bakal yang dipakainya itu.
2.      Banyaknya bahan bakal
Banyaknya bahan bakal adalah 10 bagian untuk 100 bagian serkaian; dimana hal ini hanya berlaku bahan-bahan bakal yang tercantum dalam Farmakope, dan bahan-bahan itu bukan bahan-bahan yang berkhasiat keras. Sebagian kekecualian dari peraturan ini,  ada bahan-bahan bakal yang tercantum dalam sebuah daftar yang terpisah dari Farmakope. Kekecualian itu adalah :
Bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian
Nama Bahan
Jumlah
Nama Bahan
Jumlah
Radix Ipecacuanhae
0,5
Fores Arnicae
4
Folia Digitalis
0,5
Folia Sennae
4
Herba Adonidis Vernalis
0,5
Radix Senegae
4
Folia Orthosiphonis
0,5
Species Antiaphtosae
5
Carrageen
1,5
Cortex Chinae
6
Secale Qornutum
3
Lichen Islandicus
6
Semen Lini
3


Untuk banyaknya bahan bakal, Codex memberikan peraturan yang sama seperti Farmakope, kepada daftar kekecualian hanya ditambahkan Fructus Hordal decorticati, dimana harus diambil 8 bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian.
Jika suatu decoc atau infus diambil dari suatu bahan bakal yang berkhasiat keras, tidak dinyatakan banyaknya bahan yang harus diambil, maka boleh dianggap bahwa resep itu tidak sempurna dan harus meminta keterangan lebih lanjut kepada dokter yang menulisnya.
Untuk memeriksa takaran maksimum, harus dipastikan bahwa zat-zat berkhasiat telah larut semuanya dalam sari-sari itu.
3.      Banyaknya Air
Penambahan dilakukan sebanyak 2 kali bobot bahan bakalnya, tetapi untuk beberapa bahan bakal, penambahan ini terlalu sedikit. Maka :
a.       Flores Chammomillae Vulgaris, Flores Tiliae, dan Semen Lini dipakai empat kali bobot bahan bakal
b.      Carrageen sebanyak 15 kali bobot bakal bahan
c.       Pulpa Tamarindorum cruda hanya diperlukan air yang sama dengan bobotnya. Karena bahan bakal ini tidak dikeringkan terlebih dahulu
4.      Menghangatkannya
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan decoc atau infus, dihitung saat isi panci mencapai suhu 90 0C atau jika panci kita tempatkan di penangas air yang dingin, maka kita anggap bahwa isinya telah mencapai suhu itu, jika penangas airnya mulai mendidih. Jika panci perebus diletakkan diatas penangas air yang menidih maka untuk menaikan suhunya kita menghitung 10 menit. Disertai juga dengan pengadukan.

5.      Menyerkai
Decocta harus diserkai panas-panas kecuali decoctum condurango, karena zat yang berkhasiat yang terdapat di dalamnya yaitu Condurangin. Dalam air panas jauh leih kecil kelarutannya dari pada dalam air dingin. Mengenai infusa, bahan bakal yang mengandung minyak-minyak atsiri harus diserkai setelah dingin, tapi perlu diingat bahwa Folia Sennae mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang melarut dalam air panas tetapi tidak larut air dingin. Sehingga infusum Sennae harus selalu diserkai dingin.
Untuk pembuatan Infusum Sennae compositum penyerkaian harus dingin dan kemudian dengan pemanasan dalam botol tertutup, garam saignette dilarutkan. Infusa lainnya boleh diserkai panas-panas atau diserkai dingin.

6.      Decocto-Infusa
Jika dari beberapa bahan bakal bersama-sama harus dibuat suatu serkaian, sedangkan bahan bakal pertama termasuk yang harus dibuat decoc dan yang lain harus infuse, maka bahan bakal itu dibuat suatu decoctum-infissum. Mula-mula bahan bakal yang dibuat decoc dimasukan dahulu dalam panic-infus, 15 menit kemudian dimasukan bahan bakal yang harus dibuat infus. Panci dihangatkan pada suhu 90 oC selama 15 menit. Maka decoctum-infusum harus diserkai panas / dingin tergantung jenis bahan bakalnya. Jika ada yang harus diserkai panas dan dingin maka pertama kali kita harus selidiki apakah decoctum-infusum dapat dipisahkan pembuatannya, sehingga dari bahan bakal yang pertama kita membuat suatu decoc yang diserkai panas dan dari bahan yang lain kita membuat infuse yang diserkai dingin. Dengan syarat air yang tersedia cukup untuk pembuatan masing-masing serkaiannya. Bila air cukup maka kita dapat mengerjakannya dengan dua cara:
a.       Decoctum-Infusum diserkai panas-panas, cara ini yang terbanyak dipakai, hal      ini ditentukan oleh codex.
b.      Decoctum-Infusum dipisah dalam decoc yang diserkai pana dan infuse yang diserkai dingin, kedua-duanya dibuat dengan bagian-bagian air yang tersedia, yang banyaknya sebanding.
Untuk decoctum Chinae, Farmakope memilih perbandingan 6 : 100. Karena mengandung zat-zat yang disebut : kinotanat-kinotanat, yang kelarutannya hanya terbatas. Jika decoctum serupa itu dibuat lebih kuat maka tak akan banyak zat yang melarut.
Pemisahan suatu serkaian sudah tentu perlu,bila bagian-bagian dari bahan-bahannya bereaksi satu dengan yang lainnya atau memberikan suatu endapan (zat samak dan alkoloida-alkoloida) jika air yang tersedia cukup banyak untuk masing-masing bagian untuk memperoleh serkaian yang biasa, maka harus menggunakan cara kedua.
7.      Bahan bakal Decoc atau Infus
Kita membuat decoc atau infus ditentukan oleh sifat dari bahan bakal. Yaitu:
a.       Decoc :
1)      Pada bahan-bahan bakal yang keras
2)      Pada bahan-bahan bakal tanpa minyak atsiri
3)      Pada bahan-bahan bakal dimana bagian-bagiannya tahan terhadap penghangatan.
b.      Infusa:
1)      Pada bahan-bahan bakal yang lunak
2)      Pada bahan-bahan bakal minyak atsiri
3)      Pada bahan-bahan bakal dimana zat yang terkandungtidak atau kurang tahan terhadap penghangatan. Misalnya radix ipecacuanhae, rizoma hydrastis dan bahan-bahan bakal yang banyak mengandung pati seperti Radix Liquiritae, Radix Rhei, dan sebagainya.
2.3  Hasil Praktikum
a.       Volume
Dari bunga Rosella sebanyak 50 kuntum, gula pasir 650 gram dan air mineral 1 L, didapatkan dekokta bunga Rosella bersih sebanyak 850 mL.
b.      Pemerian
Cairan berwarna merah tua, bau dan  rasa tidak menyimpang dari simplisia asal dan konsistensi agak kental, titik didih sama dengan titik didih pelarut.
c.       Organoleptis
Warna              : merah tua
Rasa                : manis, asam (rasa khas bunga rosella)
Bau                  : bau khas bunga rosella
Konsistensi      : agak kental

2.4  Dasar Teori Bunga Rosella
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio    : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio             : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas         : Dilleniidae
Ordo                : Malvales
Familia            : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus              : Hibiscus
Spesies            :
Hibiscus sabdariffa L (Comojime, 2008).


Gambar 1.
Bunga Rosella

Batang
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak, berkayu dan berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter.

Akar
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal.

Daun
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal
berbentuk bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm.

Bunga
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.

Buah/ biji
Buahnya berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi 5 ruang, berwarna merah. Bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu.

c.       Khasiat
Khasiat Bunga Rosella sudah di kenal dan di teliti oleh pakar kesehatan di seluruh dunia, baik itu secara modern ataupun secara tradisional. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa dari kelopak bunga rosella ini mengandung zat-zat penting yang sangat bermanfaat bagi tubuh antara lain :
1.      Menurunkan Hipertensi
2.      Mengobati Asam urat
3.      Memperbaiki metabolisme tubuh
4.      Bersifat detoksifikasi (menetralkan racun)
5.      Menurunkan kolesterol dalam darah
6.      Mencegah sariawan dan panas dalam
7.      Menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetus melitus
8.      Melangsingkan tubuh
9.      Menghambat pertumbuhan sel kanker
10.  Menambah vitalitas
11.  Mencegah batuk dan flu
12.  Mencegah timbulnya batuk kronis
13.  Sebagai antioksidan, antikanker, antidepresi, antikanker, aprodisiak, antibiotik, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik  dan menurunkan absorpsi alcohol
14.  Mencegah osteoporosis
15.  Mencegah stroke
16.  Melancarkan buang air besar
17.  Menurunkan penggumpalan lemak dihati
18.  Mengurangi migran/ sakit kepala
19.  Membantu pemulihan ketergantungan obat
20.  Menjaga kesehatan hati
21.  Untuk mencerahkan kulit, menghaluskan kulit, mencegah keriput dan penuaan dini. 
22.  Mempercepat pertumbuhan otak karena mengandung omega-3






















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.      Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90o C (dihitung mulai suhu 900C) pada waktu yang lebih lama (30 menit). 
2.      Tahapan pembuatan dekokta :
a.    Ambil bagian tanaman yang akan digunakan, kemudian cuci bersih.
b.   Iris tipis bagian tanaman yang telah dicuci.
c.    Campur simplisia tanaman dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya.
d.   Panaskan panci berisi simplisia tanaman dan air tersebut di atas penangas air.
e.    Setelah air dalam panci berisi simplisia mencapai suhu 90˚C, panaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu mencapai 90˚C sambil sekali-sekali diaduk-aduk.  
f.    Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok yang dikehendaki.
3.      Hasil Praktikum
a.    Volume
Dari bunga Rosella sebanyak 50 kuntum, gula pasir 650 gram dan air mineral 1 L, didapatkan dekokta bunga Rosella bersih sebanyak 850 mL.
b.   Pemerian
Cairan berwarna, bau dan  rasa tidak menyimpang dari simplisia asal dan konsistensi agak kental, titik didih sama dengan titik didih pelarut.
c.    Organoleptis
Warna                     : merah tua
Rasa                        : manis, asam (rasa khas bunga rosella)
Bau                         : bau khas bunga rosella
Konsistensi             : agak kental (karena konsentrasi gula agak tinggi)
4.      Deskripsi bunga Rosella
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
5.      Khasiat bunga Rosella
a.       Menurunkan Hipertensi
b.      Mengobati Asam urat
c.       Memperbaiki metabolisme tubuh
d.      Bersifat detoksifikasi (menetralkan racun)
e.       Menurunkan kolesterol dalam darah
f.       Mencegah sariawan dan panas dalam
g.      Menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetus melitus
h.      Melangsingkan tubuh
i.        Menghambat pertumbuhan sel kanker dll.

3.2  Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.











DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Jakarta : Depkes RI
www.wikipedia.org/klasifikasi+bunga+rosella