LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN DEKOKTA
BUNGA ROSELLA
OLEH :
NAMA : GEDE SUKERATA
NO :
25
KELAS : XII FARMASI
I
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
NEGERI 1 KUBUTAMBAHAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak
terdapat tumbuhan di dunia ini yang mengandung berbagai zat yang berguna bagi
kehidupan manusia, salah satunya adalah bunga Rosella. Rosella, asam paya,
asam kumbang dan asam susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies bunga yang
berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga
yang juga cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah itu diseduh sebagai
minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin di musim panas. Di negeri
asalnya, Afrika, rosella dijadikan
selai atau jeli.
Tanaman rosella berkembang biak
dengan biji, tanaman ini tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan sub
tropis. Tanaman ini dapat tumbuh di semua jenis tanah, tetapi paling
cocok pada tanah yang subur dan gembur. Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah
pantai sampai daerah dengan ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Rosella
mulai berbunga pada umur 2-3 bulan, dan dapat dipanen setelah berumur 5-6
bulan.
Rosella
mengandung berbagai zat yang diperlukan manusia, yang berkhasiat sebagai antioksidan, antihipertensi,
antikanker, antidepresi, antibiotik dan tonik. Di Indonesia nama rosella sudah
dikenal sejak tahun 1922, tanaman rosella tumbuh subur, terutama di musim hujan.
Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan
mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada suhu 90˚C selama 30 menit. Dekokta
merupakan proses ekstraksi yang mirip dengan proses infundasi, hanya saja
infuns yang dibuat membutuhkan waktu lebih lama dan suhu pelarut sama
dengan titik didih air.
Untuk mengetahui proses pembuatan
dekokta dari bunga rosella dan bagaimana hasil dari dekokta bunga rosella, maka
disusunlah laporan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, masalah yang dapat penulis rumuskan ialah sebagai berikut :
1. Apa
itu dekokta ?
2. Bagaimana
metode umum pembuatan dekokta bunga Rosella?
3. Bagaimana
hasil pembuatan dekokta bunga Rosella?
4. Bagaimana
dasar teori bunga Rosella?
1.3 Tujuan Praktikum
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, tujuan penuis melakukan praktikum adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui apa itu dekokta.
2. Untuk
mengetahui metode umum pembuatan dekokta bunga Rosella
3. Untuk
mengetahui hasil pembuatan dekokta bunga Rosella Untuk mengetahui dasar teori
bunga Rosella
1.4 Alat Dan Bahan
Berikut adalah alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum
pembuatan dekokta bunga Rosella.
A. Alat
1. Kompor
2. Panci beserta tutupnya
3. Sendok
4. Kain
saring
5. Saringan
besi
6. Timbangan
analitik
7. Gelas
beaker 500 mL 2 buah
8. Gelas
beaker 100 mL 1 buah
9. Corong
kaca
B. Bahan
1. Bunga
rosella 50 kuntum
2. Gula
pasir ± 650 gram
3. Air
mineral 1 Liter
1.5 Cara Kerja
Cara kerja pembuatan
dekokta bunga Rosella adalah sebagai berikut :
1. Ambil
air mineral sebanyak 1 Liter dengan menggunakan gelas beaker 500 mL
2. Kemudian
didihkan 1 L air mineral tersebut, menggunakan kompor.
3. Timbang
650 gram gula pasir dan ambil 50 kuntum bunga rosella kering.
4. Setelah
air mendidih, masukkan gula pasir dan bunga rosella kering.
5. Dekoktasi
dimulai 30 menit setelah air mulai mendidih.
6. Panaskan
dengan api agak kecil.
7. Biarkan
selama 30 menit sambil sesekali diaduk, untuk memastikan gula pasir benar –
benar larut.
8. Setelah
30 menit mendidih, angkat dan saring dekokta dan masukkan ke dalam gelas beaker
500 mL.
9. Didapatkan
dekokta bunga rosella bersih sebanyak 850 mL.
1.6 Skema Kerja
|
|
||||||
didihkan
|
|
BAB II
PEMBAHASAN
Dekokta
adalah sediaan cair
yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90o C (dihitung mulai suhu 900C) pada waktu
yang lebih lama (30 menit). Hal ini dilakukan untuk memperoleh kandungan
senyawa yang lebih banyak dalam sari. Cara ini dapat dilakukan untuk simplisia yang mengandung
bahan aktif yang tahan terhadap pemanasan. Yang menentukan dibuatnya dekokta atau infusa adalah sifat
dari simplisia yang digunakan :
a.
Dekokta untuk simplisia keras, bahan yang tidak
mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap pemanasan.
b.
Infusa untuk simplisia yang lunak, yang
mengandung minyak atsiri dan bahan yang tidak tahan panas
2.2 Metode Umum Pembuatan Dekokta
Tahapan pembuatan dekokta :
a. Ambil bagian tanaman yang akan
digunakan, kemudian cuci bersih.
- Iris tipis bagian tanaman yang telah dicuci.
- Campur simplisia tanaman dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya.
- Panaskan panci berisi simplisia tanaman dan air tersebut di atas penangas air.
- Setelah air dalam panci berisi simplisia mencapai suhu 90˚C, panaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu mencapai 90˚C sambil sekali-sekali diaduk-aduk.
- Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok yang dikehendaki.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam infusa decocta, yaitu
:
1.
Derajat
halus dari bahan-bahan bakal
Untuk beberapa bahan bakal,
diberikan derajat halusnya; pada bahan itu ditunjukan pula, terutama :
a. Pulpa Tamarindom harus digerus
dengan air dalam mortir, dimana biji-bijinya harus dibuang dulu sebelum
ditimbang.
b. Fruktur Anisi, Fructus juniferi dan
fructus Myrtilli harus dimemarkan terlebih dahulu. kecuali Fructus Hordei
decorticati dan semen lini.
Jika suatu dekok atau infus harus
dibuat dari bahan bakal yang tidak tercantum dalam daftar derajat halus,
hendaknya diambil bahan bakal dengan derajat halus yang sama seperti yang
dipakai untuk pembuatan sediaan-sediaan galenika, atau diambil derajat halus
dari bahan bakal lain yang konsistensinya sama dengan bahan bakal yang
dipakainya itu.
2.
Banyaknya
bahan bakal
Banyaknya bahan bakal adalah 10
bagian untuk 100 bagian serkaian; dimana hal ini hanya berlaku bahan-bahan
bakal yang tercantum dalam Farmakope, dan bahan-bahan itu bukan bahan-bahan
yang berkhasiat keras. Sebagian kekecualian dari peraturan ini, ada
bahan-bahan bakal yang tercantum dalam sebuah daftar yang terpisah dari
Farmakope. Kekecualian itu adalah :
Bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian
|
|||
Nama Bahan
|
Jumlah
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
Radix Ipecacuanhae
|
0,5
|
Fores Arnicae
|
4
|
Folia Digitalis
|
0,5
|
Folia Sennae
|
4
|
Herba Adonidis Vernalis
|
0,5
|
Radix Senegae
|
4
|
Folia Orthosiphonis
|
0,5
|
Species Antiaphtosae
|
5
|
Carrageen
|
1,5
|
Cortex Chinae
|
6
|
Secale Qornutum
|
3
|
Lichen Islandicus
|
6
|
Semen Lini
|
3
|
Untuk banyaknya bahan bakal, Codex
memberikan peraturan yang sama seperti Farmakope, kepada daftar kekecualian
hanya ditambahkan Fructus Hordal decorticati, dimana harus diambil 8 bagian
bahan bakal untuk 100 bagian serkaian.
Jika suatu decoc atau infus diambil
dari suatu bahan bakal yang berkhasiat keras, tidak dinyatakan banyaknya bahan
yang harus diambil, maka boleh dianggap bahwa resep itu tidak sempurna dan
harus meminta keterangan lebih lanjut kepada dokter yang menulisnya.
Untuk memeriksa takaran maksimum,
harus dipastikan bahwa zat-zat berkhasiat telah larut semuanya dalam sari-sari
itu.
3.
Banyaknya
Air
Penambahan dilakukan sebanyak 2 kali
bobot bahan bakalnya, tetapi untuk beberapa bahan bakal, penambahan ini terlalu
sedikit. Maka :
a. Flores Chammomillae Vulgaris, Flores
Tiliae, dan Semen Lini dipakai empat kali bobot bahan bakal
b.
Carrageen
sebanyak 15 kali bobot bakal bahan
c.
Pulpa
Tamarindorum cruda hanya diperlukan air yang sama dengan bobotnya. Karena bahan
bakal ini tidak dikeringkan terlebih dahulu
4.
Menghangatkannya
Waktu yang diperlukan untuk
pembuatan decoc atau infus, dihitung saat isi panci mencapai suhu 90 0C
atau jika panci kita tempatkan di penangas air yang dingin, maka kita anggap
bahwa isinya telah mencapai suhu itu, jika penangas airnya mulai mendidih. Jika
panci perebus diletakkan diatas penangas air yang menidih maka untuk menaikan
suhunya kita menghitung 10 menit. Disertai juga dengan pengadukan.
5.
Menyerkai
Decocta harus diserkai panas-panas
kecuali decoctum condurango, karena zat yang berkhasiat yang terdapat di
dalamnya yaitu Condurangin. Dalam air panas jauh leih kecil kelarutannya dari
pada dalam air dingin. Mengenai infusa, bahan bakal yang mengandung
minyak-minyak atsiri harus diserkai setelah dingin, tapi perlu diingat bahwa
Folia Sennae mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang melarut
dalam air panas tetapi tidak larut air dingin. Sehingga infusum Sennae harus
selalu diserkai dingin.
Untuk pembuatan Infusum Sennae
compositum penyerkaian harus dingin dan kemudian dengan pemanasan dalam botol
tertutup, garam saignette dilarutkan. Infusa lainnya boleh diserkai panas-panas
atau diserkai dingin.
6.
Decocto-Infusa
Jika dari beberapa bahan bakal
bersama-sama harus dibuat suatu serkaian, sedangkan bahan bakal pertama
termasuk yang harus dibuat decoc dan yang lain harus infuse, maka bahan bakal
itu dibuat suatu decoctum-infissum. Mula-mula bahan bakal yang dibuat decoc
dimasukan dahulu dalam panic-infus, 15 menit kemudian dimasukan bahan bakal
yang harus dibuat infus. Panci dihangatkan pada suhu 90 oC selama 15
menit. Maka decoctum-infusum harus diserkai panas / dingin tergantung jenis
bahan bakalnya. Jika ada yang harus diserkai panas dan dingin maka pertama kali
kita harus selidiki apakah decoctum-infusum dapat dipisahkan pembuatannya,
sehingga dari bahan bakal yang pertama kita membuat suatu decoc yang diserkai
panas dan dari bahan yang lain kita membuat infuse yang diserkai dingin. Dengan
syarat air yang tersedia cukup untuk pembuatan masing-masing serkaiannya. Bila
air cukup maka kita dapat mengerjakannya dengan dua cara:
a. Decoctum-Infusum diserkai
panas-panas, cara ini yang terbanyak dipakai, hal
ini ditentukan oleh codex.
b.
Decoctum-Infusum
dipisah dalam decoc yang diserkai pana dan infuse yang diserkai dingin,
kedua-duanya dibuat dengan bagian-bagian air yang tersedia, yang banyaknya
sebanding.
Untuk decoctum Chinae, Farmakope
memilih perbandingan 6 : 100. Karena mengandung zat-zat yang disebut :
kinotanat-kinotanat, yang kelarutannya hanya terbatas. Jika decoctum serupa itu
dibuat lebih kuat maka tak akan banyak zat yang melarut.
Pemisahan suatu serkaian sudah tentu
perlu,bila bagian-bagian dari bahan-bahannya bereaksi satu dengan yang lainnya
atau memberikan suatu endapan (zat samak dan alkoloida-alkoloida) jika air yang
tersedia cukup banyak untuk masing-masing bagian untuk memperoleh serkaian yang
biasa, maka harus menggunakan cara kedua.
7.
Bahan
bakal Decoc atau Infus
Kita membuat decoc atau infus
ditentukan oleh sifat dari bahan bakal. Yaitu:
a. Decoc :
1) Pada bahan-bahan bakal yang keras
2) Pada bahan-bahan bakal tanpa minyak
atsiri
3) Pada bahan-bahan bakal dimana
bagian-bagiannya tahan terhadap penghangatan.
b. Infusa:
1) Pada bahan-bahan bakal yang lunak
2)
Pada
bahan-bahan bakal minyak atsiri
3)
Pada
bahan-bahan bakal dimana zat yang terkandungtidak atau kurang tahan terhadap
penghangatan. Misalnya radix ipecacuanhae, rizoma hydrastis dan bahan-bahan
bakal yang banyak mengandung pati seperti Radix Liquiritae, Radix Rhei, dan
sebagainya.
2.3 Hasil Praktikum
a. Volume
Dari
bunga Rosella sebanyak 50 kuntum, gula pasir 650 gram dan air mineral 1 L,
didapatkan dekokta bunga Rosella bersih sebanyak 850 mL.
b. Pemerian
Cairan
berwarna merah tua, bau dan rasa tidak
menyimpang dari simplisia asal dan konsistensi agak kental, titik didih sama
dengan titik didih pelarut.
c. Organoleptis
Warna : merah tua
Rasa : manis, asam (rasa khas bunga
rosella)
Bau : bau khas bunga rosella
Konsistensi : agak kental
2.4 Dasar Teori Bunga Rosella
Kingdom :
Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L (Comojime, 2008).
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L (Comojime, 2008).
Kerabat dekat
Waru Gunung, Mrambos Merah, Kembang Sepatu, Wora-wari Gantung, Waru Gombong, Bunga Sepatu Mawar, Waru Lengis, Waru Landak, Hibiscus, Yute Jawa
Waru Gunung, Mrambos Merah, Kembang Sepatu, Wora-wari Gantung, Waru Gombong, Bunga Sepatu Mawar, Waru Lengis, Waru Landak, Hibiscus, Yute Jawa
Gambar 1.
Bunga Rosella
Batang
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak, berkayu dan berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter.
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak, berkayu dan berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter.
Akar
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal.
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal.
Daun
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm.
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm.
Bunga
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Buah/ biji
Buahnya berbentuk kotak kerucut,
berambut, terbagi menjadi 5 ruang, berwarna merah. Bentuk biji menyerupai
ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Saat masih muda, biji
berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu.
c. Khasiat
Khasiat Bunga Rosella sudah di kenal
dan di teliti oleh pakar kesehatan di seluruh dunia, baik itu secara modern
ataupun secara tradisional. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa dari
kelopak bunga rosella ini mengandung zat-zat penting yang sangat bermanfaat
bagi tubuh antara lain :
1. Menurunkan Hipertensi
2. Mengobati Asam urat
3. Memperbaiki metabolisme tubuh
4. Bersifat
detoksifikasi (menetralkan racun)
5. Menurunkan
kolesterol dalam darah
6. Mencegah sariawan dan panas dalam
7. Menurunkan
kadar gula dalam darah pada penderita diabetus melitus
8. Melangsingkan tubuh
9. Menghambat pertumbuhan sel kanker
10. Menambah vitalitas
11. Mencegah batuk dan flu
12. Mencegah
timbulnya batuk kronis
13. Sebagai antioksidan, antikanker,
antidepresi, antikanker, aprodisiak, antibiotik, diuretik
(peluruh kencing), sedatif, tonik dan menurunkan
absorpsi alcohol
14. Mencegah
osteoporosis
15. Mencegah
stroke
16. Melancarkan
buang air besar
17. Menurunkan
penggumpalan lemak dihati
18. Mengurangi
migran/ sakit kepala
19. Membantu
pemulihan ketergantungan obat
20. Menjaga
kesehatan hati
21. Untuk mencerahkan kulit,
menghaluskan kulit, mencegah keriput dan penuaan dini.
22. Mempercepat pertumbuhan otak karena
mengandung omega-3
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dekokta
adalah sediaan cair
yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90o C (dihitung mulai suhu 900C) pada waktu
yang lebih lama (30 menit).
2. Tahapan pembuatan dekokta :
a. Ambil bagian tanaman yang akan
digunakan, kemudian cuci bersih.
b. Iris tipis bagian tanaman yang telah
dicuci.
c. Campur simplisia tanaman dengan
derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya.
d. Panaskan panci berisi simplisia
tanaman dan air tersebut di atas penangas air.
e. Setelah air dalam panci berisi
simplisia mencapai suhu 90˚C, panaskan di atas tangas air selama 30 menit
terhitung mulai suhu mencapai 90˚C sambil sekali-sekali diaduk-aduk.
f. Serkai selagi panas melalui kain
flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume
dekok yang dikehendaki.
3. Hasil
Praktikum
a. Volume
Dari bunga Rosella
sebanyak 50 kuntum, gula pasir 650 gram dan air mineral 1 L, didapatkan dekokta
bunga Rosella bersih sebanyak 850 mL.
b. Pemerian
Cairan berwarna, bau
dan rasa tidak menyimpang dari simplisia
asal dan konsistensi agak kental, titik didih sama dengan titik didih pelarut.
c. Organoleptis
Warna : merah tua
Rasa : manis, asam (rasa khas
bunga rosella)
Bau : bau khas bunga
rosella
Konsistensi : agak kental (karena konsentrasi
gula agak tinggi)
4. Deskripsi bunga Rosella
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah,
Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika
dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1
(satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1
cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah. Kelopak bunga ini
sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering
dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
5. Khasiat bunga Rosella
a. Menurunkan Hipertensi
b. Mengobati Asam urat
c. Memperbaiki metabolisme tubuh
d. Bersifat
detoksifikasi (menetralkan racun)
e. Menurunkan
kolesterol dalam darah
f. Mencegah sariawan dan panas dalam
g. Menurunkan
kadar gula dalam darah pada penderita diabetus melitus
h. Melangsingkan tubuh
i.
Menghambat
pertumbuhan sel kanker dll.
3.2 Saran
Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Depkes RI.
1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Jakarta : Depkes RI
www.wikipedia.org/klasifikasi+bunga+rosella